BANDAR SERI BEGAWAN, Pada hari Selasa,
tanggal 29 Desember 1998 Duta Besar Republik Indonesia yang baru untuk
Negara Brunei Darussalam Rahardjo Djojonegoro telah menyerahkan surat kepercayaan
kepada Sultan Haji Hassanal Bolkiah Mu’izzaddin Waddaulah, Sultan dan Yang
Di-Pertuan Negara Brunei Darussalam, di Istana Nurul
Iman. Upacara ini bersifat istimewa dan diluar kebiasaan, karena
lazimnya Sultan tidak mengadakan acara penerimaan
surat-
surat kepercayaan Duta Besar
asing atau tamus penting selama bulan Suci Ramadhan.
Duta Besar Raharjo Djojonegoro yang tiba di Bandar Seri Begawan tanggal 22 November 1998, dan selama menunggu saat penyerahan Surat Kepercayaan Dubes Rahardjo Djojonegoro telah melakukan berbagai kegiatan antara lain berkenalan dengan masyarakat Indonesia yang ada di Brunei Darussalam yang jumlahnya lebih kurang 20.000 orang yang sebagian besar adalah buruh dan pembantu rumah tangga. Beberapa anggota masyarakat ada yang bergelar Profesor Doktor, Dokter dan Insinyur. Dan juga Duta Besar Rahardjo Djojonegoro berkenalan dengan jajaran pejabat penting Kemlu Brunei a.l. Menlu Brunei Pangeran Bolkiah, Permanent Secretary/ Sekjen Kemlu dan beberapa orang Wakil Sekjen dan Direktur.
Pada acara penyerahan Surat Kepercayaan,
Dubes Rahardjo Djojonegoro yang didampingi oleh
Wakeppri Ridwan Yahya dan Kabid Politik
Abdul Mukti Arief , setibanya di Istana telah disambut oleh
Barisan Kehormatan ( Guard of honour) dan barisan
musik yang memainkan lagu penghormatan. Setelah itu Dubes diterima
oleh Pengiran Penggawa (Ketua Grand Chamberlian)
di teras Istana, lalu bersama-sama menuju
ruang Credentials dimana upacara
penyerah an Credentials berlangsung.
Sultan Hj. Hassanal Bolkiah kemudian telah berkenan mengadakan pembicaraan dengan Dubes Rahardjo di ruang audiensi. Sultan didampingi oleh Penasihat khusus Sultan merangkap Mendagri Pehin Isa, Sekjen Kementerian Luar Negeri dan para Pejabat Istana sedang Dubes Rahardjo Djojonegoro oleh Wakeppri dan Kabidpol. Dalam audiensi ini Sultan menyatakan sangat gembira bahwa hubungan kedua negara dan bangsa telah terjalin dengan erat dan mesra, Sultan juga gembira telah bertemu dengan Presiden B.J. Habibie di Jakarta dan di Hanoi dan mengharapkan dapat bertemu lagi dimasa datang.
Dubes Rahardjo Djojonegoro dilahirkan
di Balikpapan, tanggal 2 Desember 1940, beristrikan Ny. Nurkamaria kelahiran
Aceh dan berputra 2 orang yg sudah dewasa. Sebagai
Diplomat karir, beliau telah bekerja di Departemen
Luar Negeri sejak tahun 1966 memperoleh bintang tanda
jasa Satya Lencana Karya Satya Kelas II dan Satya Lencana
Karya Satya 30 tahun dari pemerintah
Indonesia. Beliau pernah ditugaskan diluar
negeri a.l. di Polandia, Berlin Barat,
Tunisia, Singapura dan Jepang. Jabatan terakhir di Deplu
adalah Kepala Biro Hukum dan Organisasi,
Sekretariat Jenderal Deplu. Beliau dikenal
sebagai seorang motor pengerak
diterapkan sistem Jabatan Fungsional Diplomat Indonesia yang sudah
diberlakukan pada tanggal 1 April 1998, sebagai
usaha Deplu untuk meningkatkan mutu
dan peran diplomat /pejabat dinas luar negeri Indonesia.
Kesan pertama beliau di Brunei adalah
merasa senang terutama karena udara yang bersih dan keindahan alam
Brunei Darussalam. Beliau merasa kagum kepada Sultan
karena walaupun negara Asia sedang dilanda krisis ekonomi,
namun Brunei dibawah kepemimpinannya tetap
dapat membangun terus
negara nya. Pada saat
ini Brunei sedang mempersiapkan menghadapi SEA Games ke-20
tanggal 7-15 Agustus 1999, kemudian Sidang APEC tahun 2000 dan KTT
ASEAN Ke-7 tahun 2001.
Bandar Seri Begawan, 31 Desember 1998