KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA
             BANDAR SERI BEGAWAN

 

PRESS RELEASE
 
SITUASI KOTA PONTIANAK JALUR JALAN PONTIANAK - ENTIKONG AMAN
NO. 05/PEN/V/1999
 

Berita-berita yang di muat di Media Massa baik cetak maupun elektronik di Negara Malaysia dan Brunei tentang peristiwa kerusuhan antar etnis di Kabupaten Sambas, telah menimbulkan kesan bahwa kota Pontianak situasinya tidak aman. Agar keadaan  sebenarnya  dapat  diketahui  masyarakat  di  kedua  Negara tersebut, maka perlu kami jelaskan beberapa hal sebagai berikut:

1.    Keadaan di Kabupaten Sambas Khususnya dan di Kalimantan Barat umumnya, pada saat ini tidaklah separah seperti yang di visualkan Media Cetak dan
       Elektronik di Brunei - Kucing - Serawak akhir-akhir ini.

2.    Aparat keamanan telah melokalisir kerusuhan di Kabupaten Sambas, sehingga tidak meluas ke Daerah Kabupaten lain.

3.    Peristiwa kerusuhan di Kabupaten Sambas tidak terlalu berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi di Kota Pontianak dan Daerah Tingkat II  lainnya.  Toko-
       toko, Pasar Swalayan (Supermarket dan Departement Store), Perhotelan, tetap buka melayani keperluan masyarakat sebagaimana biasa.  

4.    Jalur jalan antar Negara Pontianak - Entikong tidak melalui lokasi kerusuhan di Kabupaten Sambas, dan aman untuk berlalu lintas. Jalur  pemisah  antara
       jalan Pontianak - Entikong dengan Pontianak - Singkawang (Kabupaten Sambas), berada di Pinyuh. Jarak Pinyuh ke  Singkawang  Ibu  Kota  Kabupaten
       Sambas 85 Km, dan Jarak Pontianak Singkawang 145 Km. 

5.    Kerusuhan di Kabupaten Sambas meliputi beberapa Kecamatan, yakni Kecamatan  Pemangkat,  Tebas,  Jawai,  Sambas,  Sanggau  Ledo  Samalantan,
       Samalantan, Telok Keramat, Sejangkung, Paloh, Tujuh Belas dan Sungai Raya. Sedangkan Propinsi  Kalimantan  Barat  terdiri  dari  7  Daerah  Tingkat  II,
       yakni Kodya Pontianak, Kabupaten Pontianak,  Kabupaten  Sambas,  Kabupaten  Sanggau,  Kabupaten  Sintang,  Kabupaten  Kapuas  Hulu,  Kabupaten
       Ketapang.

Demikian keterangan ini di buat, dengan harapan memperjelas gambaran keadaan yang sebenarnya.
 

Bandar Seri Begawan, 6 Mei 1999